Senin, 18 April 2011

AJARAN KEDUAPULUH TUJUH

Anggaplah kebaikan dan kejahatan itu sebagai dua biji dari dua dahan yang berbeda, tetapi berasal dari satu akar yang sama. Satu dahan mengeluarkan buah yang pahit, sedangkan satu dahan lagi mengeluarkan buah buah yang manis. Oleh karena itu, tinggalkanlah kampung dan pasar tempat buah-buahan itu dijajakan dan jauhkanlah dirimu dari orang-orangnya. Pergila ke akar itu sendiri, jadilah penjaga akar itu dan dapatkanlah pengetahuan tentang kedua dahan dan buah tersebut serta tentang sekitarnya, kemudian tetaplah kamu tinggal berada dekat dahan yang mengeluarkan buah-buahan yang manis. Makanlah buah yang manis itu dan jadikanlah ia sumber kekuatanmu. Jauhkanlah dirimu dari dahan yang mengeluarkan buah-buahan yang pahit, karena buah-buahan itu mungkin dapat meracuni kamu. Jika kamu bersikap demikian, maka akan selamatlah kamu dari semua kejahatan, karena kejahatan dan bencana itu datang dari buah-buahan yang pahit itu. Jika kamu menjauhi akar itu dan berada di tempat-tempat yang jauh, lalu buah-buah itu dibawa ke hadapanmu setelah dicampur adukkan antara buah-buah yang manis dengan buah-buah yang pahit, sehingga kamu tidak lagi dapat membedakannya, kemudian kamu terus memakannya, maka mungkin kamu akan mengambil buah yang pahit dan terkena racun buah yang pahit itu.
Jika pada mulanya kamu memakan buah yang manis lalu manisnya itu masuk meresap ke dalam tubuhmu dan kamu mendapatkan manfaat darinya serta menjadi bahagia, maka besar kemungkinan kamu tidak akan merasa puas dengannya dan bersar kemungkinan pula kamu akan memakan buah yang pahit, sedangkan kamu tidak yakin bahwa buah yang kamu makan itu adalah buah yang pahit, sehingga kamu akan mengalami apa yang telah aku katakana, yakni keracunan.
Oleh karena itu, tidaklah baik kamu menjauhkan diri dari akar dan tidak tahu tentang buah-buah itu. Keselamatan akan kamu dapatkan, jika kamu berada dekat akar itu. Kebaikan kejahatan adalah ketentuan Allah Yang Maha Kuasa. Firman Allah, “Mereka berkata, “Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” (QS 37:97)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Allah telah menjadikan manusia yang menyebelih dan juga binatang yang disembelih.”
Perbuatan hamba Allah itu adalah ciptaan Allah, begitu pula hasil atau akibat perbuatan itu. Allah berfirman, “…(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), “Salamun ‘alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS 16:32)
Segala puja dan puji adalah bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah memberikan perbuatan itu kepada mereka. Dan Allah mengatakan bahwa masuknya mereka ke dalam surga itu adalah karena perbuatan mereka, padahal sebenarnya adalah karena pertolongan, idzin dan rahmat Allah juga.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada orang yang masuk surga karena perbuatannya sendiri.” Beliau ditanya, “Apakah engkau juga tidak, wahai Nabi Allah ?” Beliau menjawab, “Ya, walaupun aku sendiri, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku.” Ketika beliau mengucapkan hal itu, beliau meletakkan tangannya di atas kepalanya. Cerita ini disebutkan dalam satu hadits yang dibawa oleh Aisyah ra.
Oleh karena itu, jika kamu dapat melaksanakan perintah Allah, dapat melakukan kebaikan dan mampu manjauhkan dirimu dari hal-hal yang haram, maka hendaklah kamu kembali dan berserah diri kepada Allah yang telah menjadikan kamu dapat berbuat demikian. Dia akan melindungi kamu dari noda dan dosa serta menambahkan kebaikan kepadamu. Dia akan memelihara kamu dari ternoda oleh dosa, baik berkenaan dengan hal agama maupun dengan hal keduniaan. Berkenaan dengan hal keduniaan, Allah berfirman, “Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS 24:12)
37
Berkenaan dengan hal keagamaan, Allah berfirman, “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS 4:147)
Apa yang dapat dilakukan oleh bencana dan malapetaka terhadap orang yang beriman dan bersyukur, sedangkan dia lebih dekat kepada keselamatan daripada malapetaka, bahkan dia dalam keadaan senang lantaran dia bersyukur ? Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengikari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7)
Bahkan iman kamu itu dapat memadamkan api neraka di akhirat kelak, api yang akan membakar orang-orang yang berdosa. Dapatkah iman itu memadamkan api malapetaka dalam hidup di dunia ini ? Dapat, ini telah dirasakan oleh orang-orang yang beriman kuat dan oleh orang-orang yang telah mencapai derajat Wali dengan ijin dan pilihan Allah sendiri. Setiap orang tidak akan lepas dari malapetaka yang menimpanya, tetapi hal ini dapat diatasi dengan keimanan yang benar-benar. Keimanan setiap orang akan diuji dengan malapetaka, bencana, kesusahan dan penderitaan, tetapi semua itu hendaklah diatasi dengan keimanan yang kuat. Orang yang lulus dalam ujian itu dapat membersihkan dirinya dan dalam dirinya akan timbul semangat tauhid, hatinya akan dipenuhi dengan ilmu hakekat dan rahasia-rahasia Allah yang ghaib lalu orang itupun akan bertambah dekat kepada Tuhan semesta alam. Hati itu diibaratkan sebagai sebuah rumah dan rumah itu tidak boleh dihuni oleh dua orang, tetapi rumah itu harus dihuni oleh Yang Satu saja, yaitu Allah.
Allah berfirman, “Sekali-kali Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).” (QS 33:4)
Allah juga berfirman, “Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.” (QS 27:34)
Mereka menghinakan orang-orang yang mulia dan menyusahkan orang-orang yang senang. Jika hatimu dikawal oleh setan dan oleh hawa nafsumu, maka hati itupun akan mengawal anggota-anggota badan lalu melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Jika hati itu telah dibersihkan dari perkara-perkara tadi, maka iman akan subur dan hati itupun akan diduduki oleh tauhid, iman dan ilmu Allah.
Semua ini baru akan didapati setelah menempuh berbagai cobaan dan godaan.
Nabi Muhammad pernah bersabda, “Kami, para Nabi adalah golongan yang paling berat diuji, sedangkan yang lainnya adalah sesuai dengan tarap mereka.”
Nabi juga bersabda, “Aku lebih mengetahui Allah daripada kamu dan aku lebih takut kepada Allah daripada kamu.”
Orang yang dekat kepada raja harus selalu waspada dan bersopan santun. Apabila derajat di sisinya dinaikkan, maka resikonyapun semakin besar, karena orang itu harus berterimakasih kepadanya, mengabdikan dirinya kepadanya dan jika sedikit saja dia menyeleweng dari perintahnya, maka berarti dia menentangnya.
Allah berfirman, “Hai istri-istri Nabi, barangsiapa di antara kamu mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan adalah demikian itu mudah bagi Allah.” (QS 33:30)
Allah berfirman demikian kepada mereka, karena karunia-Nya kepada mereka telah disempurnakan dengan membawa mereka berada di sisi Nabi. Bagaimanakah kedudukan seseorang yang dekat kepada Tuhan: Allah Maha Tinggi dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Allah berfirman, “(Dia) Pencipta langit dan bumi, Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri 38
berpasang-pasangan dan dari jenis binatang ternak berpasang-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS 42:11)

AJARAN KEDUAPULUH ENAM

Hijab atau tabir yang menghalangi kamu itu tidak akan terbuka, sekiranya kamu tidak keluar dari mahluk dan membebaskan hati dari mahluk dalam semua keadaan dan kedudukan hidup. Hijab itu juga tidak akan terbuka, sekiranya hawa nafsu kamu tidak hancur lebur, begitu juga tujuan dan kerinduan kamu kepada mahluk serta kepada dunia dan akhirat. Hendaklah kamu menjadi seperti bak yang bocor yang tidak berisikan air. Hendaklah kamu mengosongkan hatimu dari apa saja selain Allah dan hendaklah hanya kamu penuhi dengan Allah semata-mata. Sehingga kamu akan menjadi penjaga pintu hatimu dan kamu akan diberi pedang Tauhid, kekuatan dan kekuasaan. Apa saja selain Allah yang hendak merasuk ke dalam hatimu, hendaknya kamu penggal dengan pedang Tauhid, agar tidak ada lagi diri kamu, nafsu kamu dan kerinduan kamu kepada dunia dan akhirat. Hendaklah Allah saja yang bersemayam di dalam hatimu itu. Jadilah kamu hamba Allah yang sejati dan janganlah kamu menjadi hamba manusia, atau hamba pendapat mereka, atau hamba perintah mereka dan atau hamba apa saja selain Allah.
Apabila semua ini telah melekat di dalam dirimu dalam hidup ini, maka tabir kehormatan akan digantungkan di sekeliling hatimu, parit kemuliaan akan digali di sekelilingnya, kawasan keagungan akan mengelilinginya dan hatimu akan dikawal oleh tentara haq dan tauhid, di samping itu, pengawal-pengawal yang haq akan ditempatkan di dekatnya. Dengan demikian, setan, hawa nafsu kebinatangan, pengaruh manusia yang meruntuhkan, angan-angan kosong dan apa saja yang merusakmu tidak akan dapat menawan dan menerobos masuk ke dalam hatimu yang terkawal rapat itu.
Jika telah ditakdirkan manusia datang dengan tiada henti-hentinya kepada kamu, karena mereka hendak mengunjungi kamu yang telah diberi kemuliaan oleh Allah, agar mereka juga diberi cahaya, tanda-tanda yang terang dan ilmu yang mendalam dan agar mereka melihat kekeramatan dan perkara luar biasa dari kamu yang semua itu dapat menunjang usaha mereka untuk mendekatkan diri dan patuh kepada Allah, maka semua itu tidak akan dapat menggoncangkan dan mempengaruhimu untuk merasa sombong dan bangga, ‘ujub dan riya’ serta menuruti nafsu yang merusakkan dan lain sebagainya, tetapi kamu akan tetap bersama Allah dan merendahkan diri kepada-Nya.
Sekiranya kamu dikarunia Allah seorang istri yang cantik jelita, istrimu itupun tidak akan mampu menggoncangkan iman kamu dan kamu akan diselamatkan dari kejahatannya serta akan diselamatkan dari memikul bebannya atau saudara-saudaranya. Istri adalah karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu dan Allah akan memelihara istrimu itu dari kerusakan akhlak, tidak dapat dipercaya, berbuat kejahatan dan menyeleweng dari jalan yang lurus. Dia akan takluk kepada kamu, Dia dan saudara-saudaranya akan membebaskan kamu dari beban nafkahnya dan menjauhkan kamu dari segala kesusahan karenanya. Sekiranya dia melahirkan anakmu, maka anak itu akan menjadi anak yang saleh, bersih dan menyenangkan pandanganmu. Firman Allah, “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS 21:90)
Allah SWT berfirman, “Dan orang-oran yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS 25:74)
Allah juga berfirman, “…yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS 19:6)
Semua permintaan atau doa yang tersebut dalam ayat-ayat di atas akan kamu terima dan berlaku bagi kamu, baik permintaan itu kamu tujukan kepada Allah maupun tidak. Karena doa-doa itu khusus untuk orang-orang yang layak menerima karunia-Nya dan dekat kepada-Nya.
Sekiranya hal-hal keduniaan datang kepadamu, kamu tidak akan dapat dibahayakannya. Apa yang telah ditentukan untukmu, dengan kehendak dan ketentuan Allah, akan kamu rasakan dengan keadaan bersih. Tetapi hendaklah kamu patuh kepada-Nya, seperti dengan melakukan shalat lima waktu dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Kamu diperintahkan untuk membagikan apa yang bukan bagian kamu yang terdapat dalam rizkimu itu kepada sahabatmu, tetanggamu, orang-orang yang
35
meminta sedekah dan orang-orang yang patut menerima zakat sesuai dengan keadaan. Keadaan yang sebenarnya akan diberitahukan kepadamu, sehingga kamu dapat membedakan antara orang-orang yang patut diberi dengan orang-orang yang tidak patut diberi. Semuanya akan tampak terang olehmu, tidak ada keraguan dan tidak ada kesamaran lagi padamu.
Oleh karena itu, hendaklah kamu bersabar, ikhlas dalam bertawakal kepada Allah, perhatikan apa yang ada sekarang, hilangkan syak wasangka, diam dan jangan banyak bicara, berlomba-lombalah menuju ridha Illahi, bertawakallah kepada-nya, bertawadhu’-lah dan khusyu’-lah kepada-Nya serta bersikap sederhana, sehingga takdir datang kepadamu dan kamu dibawa maju ke depan dengan tangan kamu.
Kemudian, segala sesuatu yang memberatkan kamu akan diringankan. Setelah itu, kamu akan ditenggelamkan di dalam lautan ridha, rahmat dan kasih sayang Allah serta kamu akan dihiasi dengan pakaian ‘nur’, rahasia ke-Tuhan-an yang maha tinggi dan ilmu yang datang dari Allah. Kamu akan dibawa dekat kepada-Nya, berkata dengan-Nya, diberi karunia oleh-Nya dan dibebaskan dari segala keperluan. Kamu akan diberi keberanian, kemuliaan dan ketinggian serta firman ini akan ditujukan kepada kamu : “Dan raja berkata, “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku.” Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami.” (QS 12:54)
Kemudian, cobalah perhatikan keadaan Nabi Yusuf as ketika kata-kata tersebut di atas ditujukan kepada beliau melalui lidah raja Mesir atau Fir’aun di negeri itu. Pada lahirnya, memang raja itu yang berkata, tetapi sebenarnya adalah Tuhan yang berkata itu. Allah berfirman melalui lidah ilmu. Nabi Yusuf diberi kerajaan lahir, yaitu kerajaan Mesir dan juga kerajaan batin, yaitu kerajaan ilmu, kerohanian, akal pikiran, kedekatan kepada Allah, kemuliaan dan ketinggian di sisi Allah.
Allah berfirman, “Dan demikianlah kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS 12:56)
Berkenaan dengan kerajaan kerokhanian, Allah berfirman, “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS 12:24)
Berkenaan dengan kerajaan ilmu, Allah berfirman, “Yusuf berkata, “Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang diberikan kepadamu, melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka ingkar kepada hari kemudian.” (QS 12:37)
Apabila kata-kata seperti tersebut di atas ditujukan kepada kamu sekalian, wahai orang-orang yang beriman, maka kamu telah diberi ilmu yang agung dan diberkati oleh Allah serta diberi kekuatan, kebaikan, kekuasaan, kewalian dan perintah yang melibatkan kerohanian dan bukannya kerohanian lalu kamu diberi kekuasaan untuk menjadikan segalanya dengan ijin Allah. Kemudian, di akhirat kelak kamu akan diberi tempat yang kekal, kamu akan diberi kebahagiaan di surga dan kamu akan melihat wajah Allah dan mendapatkan keridhaan-Nya. Inilah karunia yang tiada terhingga.

Jumat, 08 April 2011

AJARAN KEDUAPULUH LIMA

Wahai orang-orang yang miskin harta benda, mereka yang dijauhkan dari dunia dan wahai orang-orang yang tidak terkenal, yang lapar dan dahaga, yang tidak berpakaian, yang remuk hatinya, yang berkelana dari satu mesjid ke mesjid lainnya dan tempat-tempat sunyi, yang dibenci oleh orang-orang lain dan yang jauh dari cita-citanya, janganlah kamu menyangka bahwa Allah telah menjadikan kamu miskin papa, mencabut dunia dari kamu, memurkai kamu, memusuhi kamu dan menghinakan kamu, padahal saudara-saudara kamu dilebihkan oleh Allah dengan kesenangan dan kekayaan dunia ini. Janganlah kamu mengira bahwa Tuhan itu menganiaya kamu. Sebab, kamu, keluargamu dan sudara-saudaramu adalah orang-orang Islam dan beriman juga serta keturunanmu dan keturunannya adalah keturunan Adam dan Hawa pula.
Allah menjadikan kamu seperti itu, karena kamu adalah orang yang suci dan rahmat Allah yang berupa kesabaran, tawakal, keridhaan, keimanan dan ilmu senantiasa meliputimu dengan tiada henti-hentinya. Cahaya Iman dan Tauhid akan menyelimuti hati kamu. Sehingga timbullah pokok-pokok keimanan di dalam dirimu dengan suburnya dan penuh dengan buah-buah yang ranum serta lezat dengan cita rasanya. Pokok keimanan itu semakin bertambah besar dan tinggi serta daunnya rindang tanpa diberi pupuk lagi. Apa yang telah ditentukan untuk kamu, pasti akan kamu terima, baik kamu sukai maupun tidak. Oleh karena itu, janganlah kamu tamak dan terburu nafsu dan jangan pula kamu merasa sedih lantaran kamu tidak mendapati apa yang telah didapati oleh orang lain.
Apa yang tidak kamu miliki itu mempunyai dua kemungkinan; pertama, ia adalah milik kamu, maupun kedua, ia adalah milik orang lain. Apa yang telah ditetapkan untuk kamu, pasti akan datang kepada kamu dan kamu akan dibawa untuk mendapatkannya dengan segera. Dan apa yang bukan milikmu, akan dijauhkan dari kamu, kamu akan dijauhkan darinya dan kamu pasti tidak akan mendapatinya. Oleh karena itu, berpuas hatilah kamu dengan apa yang ada pada kamu, patuhlah kepada Allah dan janganlah kamu melihat selain Allah.
Firman Allah, “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada sebagian dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.”
Oleh karena itu, Allah tidak menyukai kamu menjadi tamak dan menginginkan kepunyaan orang lain. Tapi, hendaknya kamu berpuas hati dan rela dengan apa yang telah ada pada kamu, dan hendaklah kamu berserah diri kepada Allah. Apa yang tidak kamu punyai itu adalah ujian bagi orang lain yang mempunyai. Apa yang kamu punyai itu adalah lebih baik dan lebih bersih daripada apa yang tidak kamu punyai. Jadikanlah ini sebagai jalan hidupmu dan perilakumu, agar kamu selamat dan diberi kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Firman Allah, “Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Oleh karena itu, tidak usah kamu melebihi lima cara penyembahan dan mengelakkan segala dosa yang disebutkan itu serta tidak ada yang lebih besar, lebih mulia, lebih disukai dan lebih diridhai oleh Allah daripada apa yang telah kami sebutkan itu. Semoga Allah memberikan daya dan upaya kepada kita semua untuk melakukan apa yang disukai dan diridhai-Nya dengan karunia-Nya juga.

Selasa, 05 April 2011

AJARAN KEDUAPULUH EMPAT

Janganlah kamu ingkar kepada Allah. Berpegang teguhlah kepada-Nya. Kembalilah kepada-Nya dengan penuh kekhusyuan dan dengan merendahkan diri. Bertawakallah kepada-Nya dengan sepenuh penyerahan. Janganlah kamu menuruti hawa nafsu kebinatanganmu. Janganlah kamu hanya mencari kepentingan di dunia atau di akhirat saja atau mencari kedudukan yang lebih tinggi atau lebih mulia. Ketahuilah bahwa kamu itu adalah hamba-Nya. Sedangkan hamba dan segala yang dimilikinya adalah kepunyaan tuannya. Si hamba tidak mempunyai apa-apa. Tuannyalah yang memiliki segalanya. Hendaklah kamu bersopan santun dan jangan pula menyalahkan tuan kamu itu. Segalanya telah ditentukan olehnya. Apa yang telah didahulukan olehnya tidak dapat dikemudiankan dan apa yang dikemudiankan tidak dapat didahulukan. Dia telah memberi kamu tempat kediaman yang kekal di akhirat. Dialah Tuan kamu. Dia memberimu karunia yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah dirasa oleh hati. Firman Tuhan, “Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam ni’mat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 32:17).
Ini adalah ganjaran bagi mereka dari perbuatan mereka di dunia ini, seperti mematuhi hukum-hukum Allah, bersabar diri untuk tidak melakukan dosa dan maksiat serta bertawakal penuh kepada Allah dan ridha dengan-Nya.
Jika Allah memberikan perkara-perkara keduniaan kepada mereka dan menjadikannya sebagai tuannya, maka hal itu karena kedudukan iman mereka itu seperti tanah tandus yang berpasir, tidak dapat menampung air dan tidak dapat menghidupkan tumbuh-tumbuhan. Kemudian ia membubuhi pupuk supaya akar tanaman itu tumbuh. Inilah gambaran dunia dan perhiasannya, mudah-mudahan dapat menumbuhkan keimanan dan amal saleh mereka. Jika pupuk-pupuk ini tidak dibubuhkan, maka akan matilah tumbuh-tumbuhan itu dan negeripun akan kosong dari manusia. Tapi Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi menghendaki negeri itu bermanusia lagi dan subur dengan tumbuh-tumbuhan.
Oleh karena itu, pangkal iman yang ada pada orang kaya itu lemah dan tidak subur. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman itu lebih berharga dari segala kekayaan dunia. Semoga Allah senantiasa mengasihi kita dan mengarahkan kita ke jalan yang lurus dan benar. Orang yang kaya harta tetapi miskin iman akan bisa menjadi munafik atau kafir, jika kekayaan harta bendanya itu dicabut darinya. Jika Allah tidak memberikan kesabaran, keimanan yang kokoh dan cahaya ilmu yang hakiki kepada orang kaya itu, maka akan binasalah ia. Orang kaya yang penuh iman tidak akan pernah takut atau khawatir jika kekayaan harta bendanya dan keduniaannya itu hilang darinya, asalkan bukan kekayaannya itu yang hilang.

Rabu, 09 Maret 2011

AJARAN KEDUAPULUH TIGA

Puaskanlah hatimu dengan apa yang ada pada kamu, sampai datang takdir Allah untuk meninggikan derajatmu, di mana kamu diselamatkan dari kesusahan hidup di dunia dan di akhirat dan dari dosa serta noda. Kamu akan dinaikkan ke derajat yang lebih tinggi, sehingga kamu puas dan bahagia. Apa yang telah ditetapkan untuk kamu, pasti akan kamu dapatkan dan apa yang tidak ditetapkan untuk kamu, tidak akan kamu dapatkan. Karenanya, senantiasalah kamu bersabar dan ridha dengan keadaan yang telah ada pada kamu. Janganlah kamu berpura-pura pintar dan menuruti kehendakmu sendiri, melainkan tunggulah sampai kamu mendapatkan perintah.
Janganlah kamu bertindak sendiri dan jangan pula kamu berdiam diri, karena hal ini akan merendahkan kedudukanmu dan menganiaya dirimu sendiri. Tuhan tidak akan lupa kepada orang yang berbuat aniaya (zhalim). Firman Allah, “Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman sebagian yang lain, disebabkan apa yang mereka usahakan.”
Ketahuilah bahwa kamu berada dalam istana Raja Yang Maha Berkuasa dan Maha Agung, yang tentara-Nya banyak tiada terhingga, yang perintah-Nya tidak boleh dibantah, yang kerajaan-Nya tidak boleh diganggu gugat, yang kekal dan abadi selamanya, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, bahkan dapat melihat apa yang terdetik dalam hati sanubari. Kamu akan berbuat zhalim terhadap dirimu sendiri, jika kamu digerakkan oleh hawa nafsu kebinatangan, berbuat sesuka hatimu sendiri dan berbuat sesuatu yang menyekutukan Allah. Firman Allah, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain syirik itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sangat jauh.” (QS 4:116)
Jauhkanlah dirimu dari syirik dan janganlah kamu mendekatinya. Segala gerak dan diammu pada siang dan malam hari, baik kamu seorang diri maupun kamu berada di tempat yang ramai, hendaklah dibebaskan dari syirik itu. Berhati-hatilah terhadap dosa yang berbentuk bagaimanapun juga di dalam hati dan anggota badanmu. Jauhkanlah dosa batin dan dosa lahir. Janganlah kamu lari dari Tuhan, karena kamu tidak akan dapat melarikan dirimu dari-Nya. Janganlah kamu melawan-Nya, karena kamu akan dibinasakan oleh-Nya. Janganlah kamu menentang perintah-Nya, karena jika kamu berbuat demikian, kamu akan dihinakan-Nya. Janganlah kamu melupakan-Nya, karena kamu akan dilupakan-Nya pula dan dilemparkan ke dalam kesusahan. Janganlah kamu mencoba memindahkan rumah-Nya, karena jika kamu berbuat demikian, kamu akan dibinasakan oleh-nya. Janganlah kamu berbicara tentang agama-Nya menurut hawa nafsumu semata, karena jika kamu berbuat demikian, kamu akan dihancurkan-Nya, hatimu akan digelapkan-Nya, imanmu akan dicabut-Nya, dan ilmu kerohanianmu akan dihilangkan-Nya. Kemudian, kamu akan dikuasakan kepada setan: nafsu kebinatanganmu, keluargamu, tetanggamu, sahabatmu, jin, binatang dan seluruh mahluk akan menguasai dan mempengaruhi kamu. Dengan demikian, kamu akan hidup di dunia ini berada dalam kegelapan dan adzab neraka akan kamu terima di akhirat kelak.

Senin, 07 Maret 2011

AJARAN KEDUAPULUH DUA

Biasanya Allah SWT menguji hamba-hamba-Nya yang beriman sesuai dengan derajat keimanan mereka. Sekiranya keimanan seseorang itu kuat, maka ujian keimanannya itupun kuat pula. Oleh karena itu, ujian kepada Rasul lebih hebat daripada ujian kepada Nabi, ujian kepada Nabi lebih hebat daripada ujian kepada Abdal dan ujian kepada Abdal lebih hebat daripada ujian kepada Wali. Setiap orang diuji menurut tinggi atau rendahnya keimanannya. Nabi pernah bersabda, “Sesungguhnya ujian bagi kami, para Nabi, lebih hebat daripada ujian bagi orang-orang lain.”
Allah akan terus memberikan ujian ini kepada mereka sesuai dengan tingkatan mereka, agar mereka senantiasa berada di samping Tuhan dan tidak pernah lalai. Allah mengasihi mereka dan Allah tidak mau orang yang dikasihi-Nya itu jauh dari-Nya.
Oleh karena itu, ujian diibaratkan sebagai pengikat hati dan penjara mereka serta menjauhkan mereka dari kecenderungan kepada apa saja yang bukan tujuan hidup mereka dan menjauhkan mereka dari perasaan senang dan condong kepada apa saja selain Allah Yang Maha Pencipta. Apabila ini telah menjadi keadaan mereka yang abadi, maka hancurlah diri dan hawa nafsu amarah dan kebinatangan mereka. Dapatlah mereka membedakan antara yang haq (benar) dengan yang bathil (palsu). Segala tanda-tanda keserakahan dan kehendak mereka terhadap kemewahan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat hilang lenyap dari sisi mereka dan mereka merasa tenteram berada di sisi Tuhan, ridha dengan Allah, sabar terhadap ujian, selamat dari kejahatan mahluk-Nya dan mereka mendapat kepuasan di sisi Allah SWT.
Dengan demikian, kekuasaan hati akan bertambah hebat dan dapat mengontrol anggota-anggota badan. Ujian dan bencana itu menguatkan hati dan meneguhkan iman dan kesabaran serta melemahkan nafsu-nafsu kebinatangan yang berada dalam diri. Karena, apabila kesusahan datang menimpa si mu’min dan ia menunjukkan kesabaran dan keridhaannya serta berserah bulat kepada Allah, Allah ridha dan menolong mereka serta memberi kekuatan kepada mereka. Allah SWT berfirman, “Jika kamu bersyukur, sesungguhnya aku akan menambah lagi karunia itu.”
Apabila diri manusia itu menggerakkan hatinya untuk mecari sasaran pemuasan hawa nafsu dan berfoya-foya, dan hati itupun menurutinya saja tanpa perintah dan ijin Allah, maka akibatnya adalah lupa kepada Allah, menyekutukan-Nya dan berbuat dosa, lalu Allah akan menimpakan bencana, kesusahan dan derita kepada mereka yang lupa itu dan pikiran serta hati mereka akan sakit.
Jika hati mereka tidak mengindahkan panggilan pemuasan tersebut sampai Allah mengijinkannya melalui ilham (bagi Wali) dan wahyu (bagi Nabi dan Rasul), lalu tindakan diambil atas dasar ilham dan wahyu tersebut, baik berupa pemberian karunia maupun bukan, maka Allah akan memberikan ganjaran kepada hati itu berupa rahmat, ampunan, kesentosaan, keridhaan, cahaya dan ilmu, kedekatan kepada Allah, terlepas dari segala kebutuhan dan selamat dari bahaya dan bencana. Oleh karena itu, ketahuilah dan ingatlah selalu serta selamatkan dirimu dari ujian dengan sungguh-sungguh dan waspada, tanpa tergesa-gesa menuruti panggilan pikiran dan kehendaknya, tetapi hendaklah kamu menunggu dengan sabar ijin Allah, agar kamu selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Jumat, 04 Maret 2011

AJARAN KEDUAPULUH SATU

Di dalam mimpiku aku melihat setan dan seakan-akan aku berada di tengah-tengah kumpulan orang banyak. Kemudian aku bersiap-siap hendak membunuh setan, namun setan itupun berkata, “Mengapa kamu hendak membunuhku, apakah dosaku ? Jika Tuhan telah menakdirkan kejahatan itu terjadi, maka aku tidak berkuasa untuk merubahnya dan menjadikannya kebaikan. Demikian sebaliknya, jika Tuhan telah menakdirkan sesuatu kebaikan itu terjadi, maka akupun tidak berkuasa untuk merubahnya menjadi kejahatan. Maka apakah yang berada dalam kekuasaanku ?” Kemudian, kudapati setan itu berupa seperti orang kasim (eunuch), suaranya lembut, rambutnya terurai sampai ke dagunya dan mukanya sangat pucat, seakan-akan ia tersenyum kepadaku, penuh rasa malu dan takut. Itu terjadi pada malam Ahad, 12 Dzul Hijjah 401 H.